Jumat, 07 Juni 2013

Demi Sakina

Sore itu terdengar deru suara motor berhenti tepat didepan rumah Ayana. Mamanya yang penasaran pun mengintip dari balik jendela, ternyata terlihat Ayana yang diantar pulang oleh seorang cowok.
“Siapa cowok itu Yan?” Tanya mama setelah cowok itu pergi.
“Cuma temen sekolah aja kok..” Jawabnya dengan nada terbata-bata. Karena merasa takut akan diintrogasi lebih lanjut oleh mama, Ayana pun bergegas masuk ke kamar.
Ketika mamanya sedang asyik menonton TV, Ayana menghampirinya sambil senyum-senyum sendiri. Sikap Ayana membuat mama curiga dan heran.
“Kamu kenapa sih Yan? Mesem-mesem gak jelas?” Ujar mamanya sambil menggelengkan kepala.
Awalnya mama menduga kalau Ayana minta tambahan uang jajan, tapi dugaannya meleset. Ternyata Ayana meminta diizinkan berpacaran saat dirinya berusia 17 tahun.
Mama Ayana terkejut, ia tak menyangka jika permintaan itu yang diajukan Ayana. Sebuah syarat pun diberikan sang mama pada Ayana untuk mendapatkan yang ia inginkan. Ia diperbolehkan punya pacar dengan syarat harus mencarikan kakaknya yang bernama Sakina seorang pacar.
Ayana shock? Ia terus protes namun keputusan mama tidak bisa diganggu gugat. Jika Ayana ingin diizinkan berpacaran, mau tidak mau ia harus mengikuti persyaratan itu.
Dikamar, Ayana uring-uringan marah-marah sendiri. Sakina yang merasa terganggu oleh sikap adiknya dengan sengaja melempar Ayana pakai bantal.
“Kenapa sih lo Yan..? Berisik banget !”
“Ini tuh gak fair buat gue kak” ungkap Ayana geram.
Sakina tak mengerti dengan omongan Ayana. Ayana menjelaskan tentang semua syarat yang diberikan mama padanya. Mendengar hal itu Sakina tak kalah terkejut. Dengan semangat 48 Ayana menyiapkan beberapa jurus terjitunya. Mulai dari memperkenalkan Sakina pada teman cowok di sekolahnya, hingga ditempat bimbel. Tapi tidak ada satupun cowok yang membuat Sakina tertarik. Namun hal itu tak membuat Ayana down, rencana kedua pun siap dilakukan.
Dunia maya memberinya ide, Ayana membuat sebuah group di facebook untuk mempromosikan Sakina, foto Sakina pun diupload sebanyak-banyaknya. Nomor handphone Sakina juga ditaruh disana agar cowok yang berminat bisa dengan mudah menghubungi dirinya. Tak perlu waktu lama, sudah ada beberapa cowok yang siap diperkenalkan dengan Sakina.
Tepat jam 5 sore Ayana dan Sakina pergi ke sebuah café tempat dimana mereka janji bertemu dengan cowok-cowok itu. Rencana kedua ternyata haurs kembali GAGAL karena menurutnya semua cowok itu sama sekali tidak ada yang sesuai dengan kriteria Sakina.
“Sorry Yan, semua cowok itu bukan tipe gue” Ujar Sakina cuek.
Kata-kata itu membuat Ayana kecewa. Ia merasa kalau Sakina sama sekali tidak menghargai usahanya. Jika Ayana tak berhasil mendapatkan cowok untuk Sakian, itu tandanya sang mama pun tak mengizinkan dirinya berpacaran. Sekarang pikiran Ayana buntu, otaknya tak mampu berfikir untuk mencari jalan keluar. Zafran, si guardian angel pun datang dengan ide cemerlang. Zafran memberikan saran agar Ayana merubah gaya penampilan Sakina dari yang tomboy menjadi feminim.
Saat Ayana memberitahu agar Sakina merubah gaya penampilannya ternag-terangan Sakina menolak. Menurutnya untuk membuat cowok tertarik tak perlu jadi cewek feminim. Ayana memberikan alasannya dan akhirnya Sakina luluh juga.
Ayana mengajak Sakina ke salon langganannya untuk melakukan perawatan dan change style-nya Sakina. Kemudian mereka pergi ke suatu butik, sebelumnya Ayana sudah janjian dengan Zafran untuk memperlihatkan hasil make over Ayana merubah gaya penampilan kakaknya menjadi feminim.
Pertemuan itu menimbulkan rasa penasaran Sakina akan sosok Zafran. Keinginan itu Sakina ungkapkan pada Ayana bahwa dirinya ingin mengenal lebih dekat dengan Zafran. Bagaikan tersambar petir disiang bolong, Ayana diam tak bisa berkata apa-apa.
“Kenapa harus Zafran…?” tanyanya dalam hati. 
Diam-diam Ayana mencoba mendekatkan Sakina dengan Zafran, tapi tanpa diduga justru Zafran malah mengungkapkan perasaannya pada Ayana. Disini Ayana tambah bingung, bingung akan perasaannya sendiri terhadap Zafran, bingung bagaimana menghadapi rasa sayang Zafran padanya. Bingung karena Sakina mulai jatuh cinta dengan Zafran. Semua itu kini terus-menerus membayangi pikirannya.
Sepulang sekolah Sakina sengaja mampir ke sekolah Ayana untuk menjemput sang adik sekaligus bertemu dengan Zafran. Tetapi tanpa disengaja Sakina mendengarkan perkataan ungkapan sayang Zafran untuk Ayana. Sontak saja Sakina terkejut, ia langsung menghampiri Ayana dan Zafran yang sedang duduk dipinggir lapangan basket. Pertengkaran pun terjadi, semua kekesalan yang ada dihati Sakina keluar begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan Ayana. Zafran, penyebab pertengkaran itu mencoba melerai tetapi malah ia terkena bogem mentah Sakina.
Ayana sama sekali tak menyangka akan seperti ini jadinya. Ayana yakin saat ini Sakina sangat membenci dirinya. Permintaan maafnya juga tak mendapat respon apapun. Berulang kali Zafran menelponnya tapi tak ia hiraukan. Sakina juga bersikap cuek dan terkesan menjauhinya.


***
 

Hari-hari yang ditunggu Ayana datang. Hari dimana dirinya tepat berusia 17 tahun. Semula, party ini begitu ia idam-idamkan akan menjadi pesta yang spesial sepanjang hidupnya. Tapi setelah peristiwa kemarin, ia tak bisa bersikap apa-apa.
Teman-teman Ayana sedari tadi sudah menunggu dilantai bawah. Mama mencoba membujuk agar dirinya mau turun. Usaha mama tak juga berhasil, mama meminta tolong pada Sakina siapa tau dengan dibujuk Sakina, sang adik akan nurut.
Untuk sementara waktu, ia harus menghilangkan rasa kesal dan amarahnya dihari istimewa sang adik. Akhirnya Ayana pun mau turun ke lantai bawah dan menemui teman-temannya. Acara party sweet 17 Ayana dimulai. Setelah memotong kue ulang tahun, semua berpesta dengan menyetel lagu “Namida Surprise”.
Didepan teman-teman dan Zafran, Ayana menunjukkan senyum manisnya tanpa memperlihatkan kebingungan hatinya karena peristiwa pertengkaran waktu itu.
Setelah acara selesai, Ayana, Sakina, dan Zafran sengaja bertemu di taman belakang rumah untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi kemarin. Zafran akui, sejak lama ia menyukai dan punya rasa lebih dari sekedar teman untuk Ayana tapi tak berani mengungkapkannya karena ia tau kalau Ayana belum mendapat izin berpacaran dari mamanya. Zafran juga mengungkapkan kalau ia menganggap Sakina sebagai teman biasa. Sakina sekarang mengerti, semua ini hanya salah paham.
“Kamu mau jadi pacar Zafran..?” tanya Sakina pada Ayana.
Ayana terlihat bingung menentukan pilihan. Jantung Zafran berdetak tak karuan.
“Jawab dong Yan…?!” pinta Zafran.
 
Ayana tetap saja diam, ia meminta waktu untuk berfikir.
“Maaf ya Fran, kita sahabatan aja. Aku merasa nyaman dengan persahabatan ini, aku takut semua akan rusak karena cinta.” Ucap Ayana 
Zafran pun mengerti alasan yang Ayana berikan. Ia juga tak merasa keberatan, karena mungkin PERSAHABATAN akan terasa lebih indah. Rasa sayang Zafran juga tidak sepenuhnya sia-sia karena Zafran tetap bisa melampiaskan rasa sayangnya sebagai sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar